watch sexy videos at nza-vids!
WWW.CERITAINDO.SEXTGEM.COM

Find us On Facebook and Twitter
facebook.jpg | twitter.jpg

SUSTER WIWIN

Saya ingin menceritakan suatu pengalaman seks
yang pertama kali saya alami pada masa remaja.
Saat itu saya berumur 14 tahun. Saya sering
sakit-sakitan kala itu. Sampai-sampai suatu hari
saya harus dirawat di rumah sakit A, di kota
Surabaya. Sakit yang saya derita adalah karena
terjadinya pembengkakan di saluran jantung
saya. Telapak kaki saya bengkak-bengkak dan
kalau saya lari lebih dari satu kilometer, saya
langsung ngos-ngosan. Ibu saya kemudian
memutuskan saya untuk meminta perawatan
dokter S, ahli jantung terkenal saat itu. Si dokter
malam itu juga meminta saya dirawat inap di
rumah sakit. Nah, dari rumah sakit itulah, saya
mengalami pengalaman seks terhebat yang akan
saya kenang seumur hidup saya.
Karena minum obat yang diberikan dokter,
malam pertama saya menginap di rumah sakit,
saya tidak bisa tidur. Saya maunya kencing terus.
Sebuah botol besar telah disiapkan untuk
menampung air urine saya. Otomatis, penis saya
harus dimasukkan ke botol itu. Oleh dokter, saya
tidak diperbolehkan untuk turun dari tempat tidur.
Jadi sambil tiduran, saya tinggal memasukkan
penis ke dalam botol yang sudah ada di samping
ranjang. Ada satu perawat yang rupanya begitu
telaten menjaga dan merawat saya malam itu.
Seharusnya ia tidak boleh memperhatikan saya
membuang urine di botol. Tetapi tatkala saya
membuka piyama dan celana dalam saya, dan
mengarahkan penis ke mulut botol, eh si perawat
yang belakangan kuketahui bernama Wiwin
D**** (edited) malah membantu memegang
penis saya. Dengan pelan dan lembut tangan
kirinya memegang penis kecil saya yang masih
kecil, sedangkan tangan kanannya ikut
memegang botol itu. Setelah urine saya keluar, ia
membersihkan penis saya dengan tissue. Sambil
terus membersihkannya, ia memperhatikanku
dengan senyuman aneh.
“Dik… kamu tahu bendamu ini bisa membuat
kamu melayang-layang?” tanyanya tiba-tiba.
“Maksud Mbak?” tanyaku pura-pura tidak
mengerti. Aku sudah tahu apa maksudnya.
Wong, aku sudah pernah nonton video BF
seminggu yang lalu.
“Iya… kalo si kecil ini dipegang, dikocok-kocok
oleh tangan halus seorang wanita kemudian
dihisap dan dikulum olehnya, pasti deh kamu
akan merasakan keenakan yang luar biasa.. lebih
dari yang lain yang ada di dunia ini…” jawab Mbak
Wiwin lagi.
“Masa sih, Mbak? Pengen coba nih.. bisa nggak
Mbak melakukannya buat saya?” tanyaku hati-hati
dengan perasaan campur baur. Berani juga nih
cewek.
“Kamu benar-benar mau?” tanyanya penuh
semangat.
Tanpa menunggu jawabanku lagi, ia menaruh
tissue itu lalu memegang kejantananku dan pelan-
pelan mulai mengocok-ngocoknya. Wah…
memang benar enak kocokannya. Pelan tapi
pasti. Beberapa menit kemudian ia jongkok di
samping tempat tidur. Mulutnya dibuka lalu
batang kejantananku dimasukkan ke dalamnya.
Mula-mula dihisapnya, dikulum lalu dijilat-jilatnya
kepala kejantananku.
Untuk pertama kalinya dalam masa remajaku,
aku merasakan sesuatu yang amat sangat nikmat!
Entah apa namanya.. surga dunia kali ya? Tanpa
disangka-sangka Mbak Wiwin memegang tangan
kananku lalu menuntunnya masuk ke balik
seragamnya. Ya.. itu dia!! Gunung kembarnya
begitu kenyal dan besar kurasakan. Tanpa
disuruh lagi aku pun meremas-remas, meraba-
raba ’susu’ ajaibnya itu. Sementara itu ia terus
saja mengulum dan mengisap kejantananku
dengan penuh nafsu.
Beberapa menit kemudian aku mulai merasa akan
ada sesuatu yang akan keluar dari tubuhku yang
masih lemah karena sakit. “Crot..! crot…! crot…!”
Sesuatu berwarna putih kekuning-kuningan dan
agak kental keluar dari batang kejantananku dan
tanpa ampun lagi langsung menyemprot masuk
ke mulut Mbak Wiwin. Setelah sembilan kali
semprot, ia menjilati kejantananku dengan mimik
muka penuh kepuasan.
“Gimana Dik…? Puas nggak?…” tanyanya sambil
tersenyum. Terlihat bekas cairan kental itu di
mulut dan bibirnya.
“Wah nikmat ya Mbak… Boleh dong aku minta
lagi…?” jawabku penuh harap.
“Boleh dong… tapi jangan sekarang ya… kamu
harus istirahat dulu… besok pagi kamu pasti akan
merasa lebih puas lagi… Mbak janji deh…” ujarnya
dengan mimik seperti menyembunyikan sesuatu.
Aku pun mengangguk. Mungkin karena kelelahan
setelah di ‘karaoke’ oleh gadis perawat yang cantik
dan sexy, aku pun tertidur malam itu. Tapi tengah
malam, sekitar pukul dua dini hari, aku merasa
’senjata’ andalanku kembali diobok-obok dan kini
yang mengoboknya bukan hanya Mbak Wiwin
tetapi seorang perawat lain juga. Namanya
belakangan kuketahui adalah Viviana. Gadis ini
juga tak kalah cantik bahkan buah dadanya itu
benar-benar menggelembung di balik seragam
putihnya. Lebih besar dari punya Mbak Wiwin
dan juga pasti lebih kenyal!
Mereka terus saja menjilati, mengulum dan
menghisap-hisap batanganku. Yang seorang di
sebelah kananku dan yang seorang lagi di sebelah
kiriku. Tanganku yang kiri meremas-remas susu
Viviana sedang tangan yang kanan meremas
susunya Wiwin. Setelah sepuluh menit, batang
kejantananku mulai mengeras dan siap untuk
ditusukkan. Viviana kemudian naik ke atas
ranjang dan menyingkapkan roknya. Duh..
rupanya ia sudah tidak mengenakan celana
dalam. Ia kemudian duduk di atas kepalaku.
Dengan sengaja ia mengarahkan liang
kewanitaannya ke wajahku. Aku tiba-tiba teringat
dengan film porno yang pernah kutonton
seminggu yang lalu. Ya… aku harus menjilatnya
terutama di bagian kecil dan merah itu… ya apa
ya namanya? Klitoris ya? nah itu dia! Tanpa
disuruh dua kali aku langsung mengarahkan
lidahku ke bagiannya itu.
“Slep… slep… slep…” terdengar bunyi lidahku saat
bersentuhan dengan klitoris Viviana. Dan Wiwin?
Rupanya ia sudah membuka seluruh pakaian
seragamnya lalu menduduki batanganku yang
sudah sangat mengeras dan berdiri dengan
gagahnya. Dengan tangan kirinya ia meraih
batang kejantananku itu lalu dengan pelan ia
mengarahkan senjataku itu ke liang
senggamanya. “Bles… jleb… bles…” batang
kejantananku sudah masuk separuh, ia terus saja
bergoyang ke bawah ke atas. Buah dadanya yang
montok bergoyang-goyang dengan indahnya,
kedua tangannya memegang sisi ranjang.
Wah… dikeroyok begini sih siapa yang nggak
mau, bisa main dua ronde nih. Setelah beberapa
menit, kami berganti posisi. Viviana kusuruh tidur
dengan posisi tertelungkup. Sementara Wiwin
juga tidak ketinggalan. Lalu dengan penuh nafsu
aku membawa batanganku dan mengarahkannya
ke liang senggama Viviana dari arah belakang.
“Bles… bles… bles…jeb!!” Liang senggamanya
berhasil ditembus oleh senjataku. Terdengar
suara lenguhan Viviana karena merasa nikmat.
“Uh.. uh.. uh.. uh.. Terus Dik.. Enak…ikmat..!”
Tanganku pun tidak kalah hebatnya. Kuraih buah
dadanya sambil kuremas-remas. Puting
payudaranya kupegang-pegang.
“Gantian dong…” tiba-tiba Wiwin minta jatah.
Duh, hampir kulupakan si doi. Aku cabut batang
kejantananku dari liang senggama Viviana lalu
kubawa ke ranjang sebelah di mana telah menanti
Wiwin yang sedang mengelus-elus kemaluannya
yang indah. Tanpa menunggu lagi, aku naik ke
ranjang itu lalu kumasukkan dengan dorongan
yang amat keras ke liang senggamanya.
“Jangan keras-keras dong Dik…” erangnya
nikmat.
“Habis mau keluar nih, Mbak… Di dalam atau di
luar…” aku tiba-tiba merasakan bahwa ada
sesuatu yang nikmat akan lepas dari tubuhku.
“Di mukaku aja Dik..” jawabnya di tengah
erangan nafsunya.
Lalu kutarik batang kejantananku dari liang
senggamanya yang sedang merekah dan
membawanya ke kepalanya. Lalu aku
menumpahkan cairan putih kental itu ke
wajahnya. “Crot.. crot…crott.. crot.. crot!” Kasihan
juga Mbak Wiwin, wajahnya berlepotan
spermaku. Ia tersenyum dan berkata, “Terima
kasih Dik… aku amat puas… demikian juga Mbak
Vivi…”
Belakangan setelah aku keluar dari rumah sakit,
aku mendengar bahwa Wiwin dan Viviana
memang bukan perawat tetap di rumah sakit itu.
Mereka hanya bekerja sambilan saja. Mereka
sebenarnya dua orang mahasiswi kedokteran di
sebuah universitas swasta di Surabaya. Tiap kali
mereka bekerja di sana, selalu ada saja pasien pria
entah remaja atau orang dewasa yang berhasil
mereka ajak berhubungan seks minimal satu kali.
Nah lho.. gmana tertarik masuk rumah sakit?


Adult | GO HOME | Exit
1/2068
U-ON

inc Powered by Xtgem.com